topbella

Kamis, 31 Maret 2011

Indahnya Persahabatan

Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah.

Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya.

Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya.

Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur – disakiti, diperhatikan – dikecewakan, didengar – diabaikan, dibantu – ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian.

Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya.
Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah.

Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.

Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egois.

Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.

Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang
mementingkan diri sendiri.

Selasa, 29 Maret 2011

Detik-detik wafat Rasulullah

Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap, Rasulullah s.a.w. dengan suara terbatas memberikan kutbah.

"Wahai umatku, kita semua berada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua perkara pada kalian, Al-Quran dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku."

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba.

"Rasulullah akan meninggalkan kita semua," keluh hati semua sahabat kala itu.

Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Disaat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu.

Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya.

Tetapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk. "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"

"Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.

"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah,

Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggil Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.

"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril.

Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega,matanya masih penuh kecemasan.

"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi.

"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"

"Jangan risau, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: "Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan-lahan ruh Rasulullah ditarik. Seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.

"Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Perlahan Rasulullah mengadu. Fatimah terpejam. Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.

"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.

"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, kerana sakit yang tidak tertahankan lagi.

"Ya Allah, dahsyat sungguh maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku."

Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. Ali segera mendekatkan telinganya.

"Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku (peliharalah solat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.)"

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

"Ummatii, ummatii, ummatiii.. (Umatku, umatku, umatku).."

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.

Kini, mampukah kita mencintai seperti Baginda mencintai kita? Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

Sahabat-sahabat muslim sekalian, marilah kita renungkan kembali pengorbanan Rasulullah kepada umatnya, betapanya cintanya Rasulullah kepada umatnya agar timbul kesedaran untuk mencintai Allah dan Rasul-Nya, seperti Allah dan Rasulnya mencintai kita. Kerana sesungguhnya selain daripada itu hanyalah fana belaka.

Pernahkah kita menangis untuk Rasulullah s.a.w? Sedangkan di akhir hayat baginda menangis kerana kita. Renungkanlah...

Surat sayang dari Allah

Saat kau bangun pagi hari, AKU memandangmu dan berharap engkau akan berbicara kepada KU, walaupun hanya sepatah kata meminta pendapatKU atau bersyukur kepada KU atas sesuatu hal yang indah yang terjadi dalam hidupmu hari ini atau kemarin ……



Tetapi AKU melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja ……. AKU kembali menanti saat engkau sedang bersiap, AKU tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti dan menyapaKU, tetapi engkau terlalu sibuk ………

Disatu tempat, engkau duduk disebuah kursi selama lima belas menit tanpa melakukan apapun. Kemudian AKU Melihat engkau menggeerakkan kakimu. AKU berfikir engkau akan berbicara kepadaKU tetapi engkau berlari ke telephone dan menghubungi seorang teman untuk mendengarkan kabar terbaru.

AKU melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan AKU menanti dengan sabar sepanjang hari. Dengan semua kegiatanmu AKU berfikir engkau terlalu sibuk mengucapkan sesuatu kepadaKU.



Sebelum makan siang AKU melihatmu memandang sekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepadaKU, itulah sebabnya mengapa engkau tidak menundukkan kepalamu.

Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan melihat beberapa temanmu berbicara dan menyebut namaKU dengan lembut sebelum menyantap rizki yang AKU berikan, tetapi engkau tidak melakukannya ……. masih ada waktu yang tersisa dan AKU berharap engkau akan berbicara kepadaKU, meskipun saat engkau pulang kerumah kelihatannya seakan-akan banyak hal yang harus kau kerjakan.

Setelah tugasmu selesai, engkau menyalakan TV, engkau menghabiskan banyak waktu setiap hari didepannya, tanpa memikirkan apapun dan hanya menikmati acara yg ditampilkan. Kembali AKU menanti dengan sabar saat engkau menonton TV dan menikmati makananmu tetapi kembali kau tidak berbicara kepadaKU ………

Saat tidur, KU pikir kau merasa terlalu lelah. Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, kau melompat ketempat tidur dan tertidur tanpa sepatahpun namaKU, kau sebut. Engkau menyadari bahwa AKU selalu hadir untukmu.

AKU telah bersabar lebih lama dari yang kau sadari. AKU bahkan ingin mengajarkan bagaimana bersabar terhadap orang lain. AKU sangat menyayangimu, setiap hari AKU menantikan sepatah kata, do’a, pikiran atau syukur dari hatimu.

Keesokan harinya …… engkau bangun kembali dan kembali AKU menanti dengan penuh kasih bahwa hari ini kau akan memberiku sedikit waktu untuk menyapaKU …….Tapi yang?? KU tunggu …….. tak kunjung tiba ……tak juga kau menyapaKU.

Subuh …….. Dzuhur ……. Ashyar ………. Magrib ……… Isya dan Subuh kembali, kau masih mengacuhkan AKU ….. tak ada sepatah kata, tak ada seucap do’a, dan tak ada rasa, tak ada harapan dan keinginan untuk bersujud kepadaKU ……….

Apa salahKU padamu …… wahai UmmatKU????? Rizki yang KU limpahkan, kesehatan yang KU berikan, harta yang KU relakan, makanan yang KU hidangkan, anak-anak yang KUrahmatkan, apakah hal itu tidak membuatmu ingat kepadaKU …………!!!!!!!

Percayalah AKU selalu mengasihimu, dan AKU tetap berharap suatu saat engkau akan menyapa KU, memohon perlindungan KU, bersujud menghadap KU …… Yang selalu menyertaimu setiap saat ……..



NB: apakah kita memiliki cukup waktu untuk mengirimkan surat ini kepada orang2 yang kita sayangi??? Untuk mengingatkan mereka bahwa segala apapun yang kita terima hingga saat ini, datangnya hanya dari ALLAH semata,,

Senin, 28 Maret 2011

Kecantikan wanita

Untuk membentuk bibir menawan, ucapkanlah kata-kata kebaikan

Untuk mendapatkan mata yang indah carilah kebaikan pada setiap orang yang anda jumpai

Untuk mendapatkan bentuk badan yang langsing, bagikanlah makanan dengan mereka yang kelaparan

Untuk mendapatkan rambut yang indah mintalah seorang anak kecil untuk menyisirnya dengan jemarinya setiap hari.

Untuk mendapatkan sikap tubuh yang indah berjalanlah dengan segala ilmu pengetahuan dan anda tidak akan pernah berjalan sendirian

Manusia jauh melebihi segala ciptaan lain. Perlu senantiasa berubah, diperbaharui, dibentuk kembali dan diampuni. Jadi jangan pernah kecilkan seseorang dari hati anda. Apabila anda sudah melakukan semua itu, ingatlah senantiasa. Jika suatu ketika anda memerlukan pertolongan akan senantiasa ada tangan yang terulur.

Dan dengan bertambahnya usia anda maka akan semakin mensyukuri telah diberi dua tangan, satu untuk menolong diri anda sendiri dan satu lagi untuk menolong orang lain.

Kecantikan wanita bukan terletak pada pakaian yg dikenakan, bukan pada bentuk tubuh atau menyisir rambutnya. Kecantikan wanita terdapat pada mata, cara dia memandang dunia. Karena dimatanya terletak gerbang menuju ke setiap hati manusia di mana cinta dapat berkembang.

Kecantikan wanita bukan pada kehalusan wajah. Tetapi pada kecantikan yang murni, terpancar pada jiwanya yang penuh kasih memberikan perhatian dan cinta yang dia berikan. Dan kecantikan itu akan tumbuh sepanjang waktu.

Di Atas Sajadah Cint4

Ya Rasul…

Izinkan aku mencintaimu…

Seperti mencintai diriku yang murni…



Ya Rasul…

Izinkan aku menyambung jasa`mu…

Seperti mengingat jasa orang tua`ku..



Ya Rasul…

Izinkan aku bersilahturami dengan`mu…

Seperti aku berjumpa dengan kekasih`ku…



Ya Rasul…

Ya Rasullullah habibullah`ku tercinta…

Hanya dengan mencintai`mu aku hidup…

Hanya dengan mengasihi`mu aku bersih….

Dan hanya dengan menyayangi`mu aku rindu..



Rindu ini tak terbendung, ingin sekali berjumpa dengan`mu…

Rindu ini tak kan sanggup, ingin sekali mendengar Al-Quran`mu…

Rindu ini tak kan rela jika kau jauh dari`ku…..

Aku hampa tanpa pengajaran`mu..

Seperti tak ada jantung dalam jasad`ku..

Apa yang ada dalam lisan, ucap, laku lampa`mu

Adalah semua cerminan perlakuan`ku..



Ya Rasul…

Ya Habibbullah kasih dan junjungan`ku….

Mata hati`ku adalah Mata hati`mu..

Islam`mu adalah Islam`ku…

Al-quran`mu adalah Al-Quran`ku….



Ya Rasul…

Ya Habibbullah ruh`ku….

Izinkan cinta ini bersemayan dalam hati`mu..

Izinkan cinta ini menyatu dalam gerak sholat`mu..

Izinkan cinta ini menyelaras dalam aura Sufi`mu…

Izinkan cinta ini dalam tarian Tasawuf`mu…

Izinkan cinta ini dalam energy Zuhud`mu…



Ya Rasul…

Ya Penghulu mulia yang ku kenal….

Izinkan aku mencintai`mu sampai titik jiwa ini hilang bersama`mu…

Aku mencintai`mu dalam kedamaian..

Iman`mu, tawakal`mu, dan pengajaran`mu…



Terimalah cinta ini yang ikhlas…

Terimalah jumpa ini yang ridha..

Terimalah gerak ini yang tawakal…



Ya Rasul…

Ya Khatamul Anbiya suci`ku.

Jadilah aku kekasih rasa`mu…

Kekasih dalam penantian tahajud`ku…

Kekasih separuh sayap`ku..



Kelak Kau mengajak aku 'tuk mi’raj bersama`mu lagi..

Menembus langit ke 7….

Dalam Sidratal muntaha`Nya...

Yaitu tempat paling tinggi,

Yang di atasnya tidak ada sesuatu lagi,

Dan di dekatnya jannatul Ma'waa,

Taman tempat tinggal, surga yang paling indah...



Yaa Rabbi..

Yaa Ilahhi kasih`ku..

Dengarkan perkataan qolbun`ku..

Percakapan lisan bhatin`ku..

Doa kekasih`MU,

Munajah hamba`MU yang dhoif..



Masukkanlah segala pinta`ku dalam daftar izin`MU,

Tuk miraj dalam Perjalanan Suci Ilahiyah`ku..

Bersama habibullah`ku terkasih dari yang kasih.

Tercinta dari yang cinta..

Dan Termulia dari yang mulia..

Dia`lah : Muhammad Rasulullah

Ya Nabi

Permata Hati

Engkaulah yang menjadi

permata hati kami

Engkaulah yang menjadi

mutiara akal ini

Engkaulah yang menerangi kegelapan jiwa ini

Engkaulah yang menunjuki jalan keselamatan

Ya…Nabiyallah

Ya…Rasulallah

Ya…Habiballah

shalawat dan salam untukmu

semoga kami dapat bertemu

denganmu …

Rasulullah

Rasulullah Saw

Berabad-abad sudah berlalu

namun namamu masih melekat di hatiku

tak pernah aku bertemu atau berjumpa denganmu

tak pernah aku melihat langsung dakwahmu

namun sinar cahaya itu mampu menebus jaman dan ruang

menembus perbedaan di antara seluruh umat manusia

cahaya itu tak pernah redup sampai akhir zaman

Rasulullah SAW , begitu agung namamu

bergetar hati ini , menangis , rindu bertemu dengan mu

rindu pada suri tauladan yang kau berikan

rindu pada kesederhanaan dan kepedulianmu

rindu pada kedamaian yang kau ciptakan

Rasulullah SAW , rindu pada kepemimpinanmu

Cinta dan kasih sayang mu tiada tara

Rahmatan Lil Alamin , memang itulah dirimu

Umatmu sekarang banyak yang sudah menjauhi suri tauladanmu

banyak yang sudah berubah dari koridor garis awal

pun saya merasa demikian

foto Q

Mengenai Saya